Bila waktu tersisa

Imam Ghazzali dan Lalat
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-RabbaniAudzubillah himinas Syathonir Rojim
Bismilah hirRohman nirRohim

Untuk beberapa tahun, Imam Ghazzali mempunyai keraguan
yang paling besar selama hidupnya. Dia meragukan
Keberadaan Tuhan, berjuang sendiri dan berganti-ganti
antara kepercayaan dan kesangsian. Pada awalnya,
pengetahuan yang dia miliki tidak memberi manfaat bagi
dirinya sendiri. Tetapi ketika Tuhan memberinya rasa,
maka itu merubah segala sesuatu baginya.

Bagaimana cara Imam Ghazzali menjadi seseorang yang
mempunyai pengetahuan besar seperti itu? Karena rasa
hormatnya akan hari kelahiran Nabi Muhammad Salallahu
alayhi wasalam. Suatu hari, saat dia sedang menulis
suart yang mendesak dan sangat penting untuk
menyelamatkan hidup seseorang yang tinggal di kota
yang berbeda. Pada waktu itu untuk mengirim pesan kamu
membutuhkan seekor kuda untuk membawa pesan. Seekor
lalat hitam hinggap di pena yang dia gunakan untuk
menulis – pada masa itu tidak ada semacam tinta
seperti sekarang ini – adanya saffron dan aneka tinta
lainnya dengan keharuman yang manis.

Lalat hitam itu datang dan minum untuk memuaskan rasa
dahaganya. Dan hal tersebut masuk kedalam pikiran
Ghazzali, “Hari ini adalah malam hari lahirnya Nabi
SAW – Allah telah menciptakan diriku dari cahaya (nur)
Muhammad SAW, dan Allah telah mencipta semua ciptaan
yang ada di Bumi ini dari cahaya Muhammad SAW. Lalat
hitam inipun diciptakan dari cahaya itu juga, maka aku
akan membiarkannya minum untuk memuaskan rasa
dahaganya, karena cinta Nabi SAW.

Dan secepatnya dia melakukan hal tersebut, Allah
membuka lapisan-lapisan langit untuknya. Dia bisa
melihat makna spiritual menyelubungi segala sesuatu
yang ada dihadapannya dengan fokus yang jelas. Visinya
tidak menyebar kemana-mana – tetapi sudah secara
digital. Dan kemudian suatu pembukaan/penceraha n
datang padanya, lalu dia menulis sebuah buku
berjudul Kebangkitan Pengetahuan Agama, yang mana
semuanya berisi ilmu pengetahuan tentang Sufi.

Pengetahuan Kertas atau Pengetahuan Rasa

Grandsyaikh menasehati orientalis itu, “Kamu harus
mengasingkan dirimu (suluk) dan lakukanlah meditasi
agar kamu dapat merasakan suatu Pengetahuan Rasa.”

Lihat rumah dimana kita tinggal. Ketika pertama kali
dibangun, bangunan itu memiliki struktur atau susunan
yang kering, struktur tanpa kesan. Dengan menghiasi
rumah itu, maka rumah itu kini memiliki rasa dan
kepribadian. Ketika kamu memasang gambar-gambar
didalamnya, pualam, dipan, dan dekorasi-dekorasi
lainnya, maka rumah mulai memiliki rasa. Sama halnya
dengan dirimu, kamu tidak ingin tubuhmu menjadi
bingkai kering, tanpa makna atau selera.

Nabi SAW bersabda, “Untuk membawa kebahagiaan ke hati
para pelayan Tuhan adalah dari Iman.” Orang-orang
memerlukan kebahagiaan. Mereka memerlukan kamu supaya
mereka merasakan rasa dari apa yang ada disekitar
mereka. Mereka tidak ingin ceramah kering yang
mengatakan, “Jika kalian tidak sholat, kalian masuk
neraka.” Itulah yang mereka katakan di mesjid-mesjid
sekarang ini.

Tetapi Tuhan telah berfirman, “Kemurahan hati-Ku
meliputi segala sesuatu,” dan “Kemurahan hati-Ku
mengesampingkan kemarahan-Ku.” Maka kamu dapat juga
mengatakan, “Jika kalian sholat, kalian akan masuk
surga.” Sama saja artinya!

Bawalah rasa kedalam hati orang-orang. Penuhi mereka
dengan sesuatu yang membuat mereka bahagia. Dan
menjadi seseorang dengan pengetahuan rasa – bukan
menjadi seorang sarjana penceramah dengan pengetahuan
kertas atau buku-buku yang kalian baca.

Terkadang Mawlana Syaikh Hisyam memberi ceramah di
beberapa universitas. Pada salah satu ceramahku ada
sekitar 2,000 atau 3,000 orang yang menghadirinya.
Banyak penceramah hanya membaca bahan ceramah
presentasi mereka dihadapan para hadirin, tetapi
Mawlana Syaikh Nazim qs tidak pernah mengijinkan aku
untuk membaca. Beliau berkata, “Jangan membaca. Kamu
pergi kesana, tanpa persiapan ceramah/presentasi
apapun. Jika kamu menyiapkan bahan ceramah
presentasimu, maka kamu akan menjadi kering seperti
seorang penceramah. Orang-orang akan tertidur (meniru
orang mendengkur).”

Itulah yang terjadi! Orang-orang tertidur. Tidak
pernahkah kamu melihat orang-orang tertidur sepanjang
ceramah? Mawlana berkata, “Jangan membaca. Dari
dukungan surgawi kita, dari Sumber kita, dari Kekuatan
kita, kami akan mendukung hatimu. Kamu akan melihat
apa yang mereka perlukan untuk didengar. Kamu adalah
mata kami.”

Para Wali bisa menyelami perwakilan mereka. Lalu
mereka mengirimkan apa yang semua orang harus dengar,
seperti seorang dokter. Jika kamu pergi ke dokter, dia
akan memberimu obat yang sesuai dengan penyakitmu,
bukan penyakitnya orang lain. Bukan. Setiap orang
memiliki penyakit yang berbeda. Semua yang hadir pada
suatu ceramah mempunyai cara berpikir yang berbeda.
Kamu harus menjangkau hati mereka. Ketika kamu
menjangkau hati mereka adalah saat dimana kamu tidak
mempersiapkan bahan ceramah.

Bagaimana mungkin bahan ceramah dipersiapkan? Jika
kamu persiapkan sebelumnya, berarti kamu telah
mempersiapkan bahan ceramah untuk dirimu sendiri.
Egomu terikat pada apa yang telah kamu lakukan …
seperti setan, bangga dengan presentasinya. Bahkan apa
yang telah dipersiapkan masih mempunyai manfaat
sebagai pengetahuan kertas. Lebih baik menjadi
seseorang dengan pengetahuan rasa dan bukan dengan
pengetahuan kertas.

Lalu Orientalis dengan segera berkata, “Kini, aku
memahami dan menerima Islam. Aku mau mengucapkan
Kesaksian Beriman (Shahadah).” Maka dia-pun menerima
Islam. Lalu Grandsyaikh mengirimnya untuk melakukan
Suluk & Khalwat, untuk mengosongkan hatinya, menghisab
semua tindakan yang telah disimpan disana selama
bertahun-tahun sepanjang hidupnya.

Ketika kalian mengambil informasi keluar dari
computer, disebut dengan uploading, benar kan? Segala
sesuatu yang ada didalam, dia harus membuangnya,
kemudian dia harus mengisi dirinya sendiri dengan
pengetahuan surgawi – ya, mengosongkan atau
menghapuskan kesalahannya.

Orientalis itu telah menjadi seseorang berpengetahuan
‘rasa’ yang diluar pengetahuan dan juga
realitas-realitas dan pengasingan diri – realitas
adalah sangat penting – sangat sedikit orang-orang
menyadari bahwa kini dia telah mengetahui realitas.
Pengetahuan tentang realitas merupakan hal yang paling
penting dari bentuk badan pengetahuan yang memberi
rasa.

Beribadahlah kepada Allah seperti bila kalian
melihat-Nya, dan bila kalian tidak dapat melihat-Nya
maka ketahuilah bahwa Dia melihat kalian. Itu adalah
kenyataan dalam beribadah kepada Allah SWT seperti
bila kalian melihat-Nya, dan bila kalian tidak dapat
melihat-Nya maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu.

Bila kita memahami nasehat ini secara bijaksana, hal
ini cukup untuk kita disepanjang hidup kita, untuk
belajar bagaimana melakukan yang terbaik dijalan
mencari Tuhan, dan disaat berhadapan dengan keluarga
kita dan juga anak-anak. Jika nasehat masuk melalui
satu telinga dan keluar dari telinga yang lainnya,
maka kita akan mendapatkan masalah. Setiap kaset
perekam merekam segala hal, termasuk nafas kita.

Jadi mengapa kita tidak bisa merekam dengan tehnologi
surgawi tentang hati kita? Yang mana yang lebih baik?
Tehnologi buatan manusia, atau buatan Tuhan? Apa
sebabnya hati kita mampu menyimpan dan mengeluarkan
ratusan ribu terabytes, (Allahu Akbar – Allah Maha
Besar), dan kini tidak bisa menyimpan terabytes data?

Para wali mampu menyimpan ini semua. Tuhan berfirman,
“Sungguh, para wali Allah tidak ada ketakutan atas
mereka dan mereka tidak khawatir/berduka cita.” Semoga
Allah mengampuni kita.

Tinggalkan komentar